Kamis, 08 November 2012

Jadi orang "egois"..(?)


Jadi orang "egois"..? ada yang mau? hemm, awalnya gue fikir jadi orang egois itu gak enak dan gak nyenengin. Tapi setelah dirasa-rasa dan difikir-fikir ternyata enak juga jadi orang egois. Mungkin kalo egois bahasanya terlalu frontal, tapi kalo "self-oriented" mungkin jadi sedikit lebih halus.

Jadi orang yang self-oriented pada awalnya gue rasa n fikir gak enak. Gue bakal dijauhin, dibiarin, bahkan sampe kepikiran buat dimusuhin. Kok bisa? Coba rasain, jadi orang yang orientasinya untuk diri sendiri aja, tanpa pernah mikirin perasaan n fikiran orang lain. Tapi kesini-kesininya gue sadar ternyata KEPENTINGAN DAN KEBAHAGIAAN DIRI SENDIRI ITU LEBIH PENTING. Sekarang contoh kongkrit. Lu laper. kalo lu bukan orang yang self-oriented mungkin lu bakal mikir kalo gue makan, orang lain udah makan belum yaa?, ah gue mau nyari orang kesusahan (kondisi sediri lagi susah), Gue mau nyari anak yatim (padahal diri sendiri yatim) berorientasi pada kebahagiaan dan ketentraman orang lain tanpa melihat keadaan diri sendiri, coba lu fikirin, kalo menurut gue, orang yang maca itu merupakan orang BODOH karena dia sendiri menelantarkan dirinya demi kebahagiaan orang lain. Memang orang yang berguna itu adalah orang yang bisa bermanfaat untuk orang lain. TAPI menurut gue kalo gitu keadaanya lu dimanfaatin ama orang, bukan bermanfaat. Emang beda-deda tipis sii antara imbuhan "di" sama "ber", tapi maknanya luar biasa beda BANGET.

Well, Keuntungan jadi orang yang self-oriented, diantaranya (Versi gue sendiri) :
1. Dia gak mikirin apa kata orang.
2. Gak terlalu kepengaruh sama *Emotional Contents dari sebuah relationship.
3. He goes on his way.
4. He does what he wants to do, and doesnt do what he doesnt want to do.

*Emotinal Contents adalah segala bentuk hal yang berkaitan dengan emosi sedih, marah, bahagia, kaget, jijik, dsb. dalam sebuah relationship.

Gue gak bermaksud untuk mengajak agan sista menjadi orang yang self-oriented seperti yang gue jelasin dengan keuntungan yang demikian. Tapi gue disini pengen ngajak agan sista untuk berfikir.

1. Berapa banyak pengorbanan yang udah dilakuin kepada orang lain?
2. Ada keinginan untuk menjadi diri sendiri, namun terhalang coz karakter "baik hati" yang ditampilkan.
3. Ngerasa gak : didatengin pas dibutuhin, diacuhin pas gak dibutuhin?
4. Berapa persentase agan sista membahagiakan diri sendiri dengan orang lain?
5. Pernah agan sista ngerasa sendiri dalam keramaian?

Dari 5 pertanyaan diatas, kalo jawabannya positif semua, selamat agan sista telah masuk kategori dalam hal mementingkan orang lain dibanding diri sendiri. Kenapa gue bilang gitu, dari pertanyaan pertama gue ngukur sisi sosial agan sista, dari pertanyaan kedua gue ngukur kekuatan karakter, ketiga gue ngukur tingkat "*abandonitas", keempat ngukur penghargaan terhadap diri sendiri, dan kelima gue ngukur tingkat "*loneliness" agan sista. Nah, udah tau sekarang kaya gimana?
Silahkan agan sista merenung sejenak tentang hal ini, fikirkan apa yang tidak difikirkan oleh orang lain, maka agan sista lambat laun akan diketahui keberadaannya...

*abandonitas : Tingkat tidak dianggap
*loneliness : Tingkat kesendirian

Regards
@d_fariez


Tidak ada komentar:

Posting Komentar